Salah
satu keterampilan belajar yang perlu dipelajari anak adalah keterampilan
membaca dan membudayakannya. Budaya membaca yang baik, sebagaimana ditunjukkan
oleh umat Islam terdahulu, menjadi pintu bagi tumbuhnya kejayaan umat Islam.
Terdapat
beberapa metode untuk mengembangkan keterampilan membaca, salah satunya adalah SQ3R atau SQRRR
yang terdiri atas lima strategi penting, yaitu Survey (survei), Question
(bertanya), Read (membaca), Recite atau Recall (mengingat kembali), dan Review
(meninjau ulang).
Survei digunakan untuk
memperoleh gambaran umum mengenai isi bacaan. Hal itu dapat diperoleh dengan
cara membaca judul, kata pengantar, judul tiap bab, gambar, diagram, dan
rangkuman tiap bab. Pada kasus tertentu,
setelah melakukan survei, kecuali
untuk membaca buku pelajaran, pembaca dapat memutuskan apakah akan terus
membaca, membatalkannya, atau menundanya di lain waktu.
Strategi berikutnya, bertanya. Untuk itu, pembaca dapat menggunakan selembar kertas yang
dilipat menjadi dua bagian. Bagian kiri digunakan
untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang hendak dijawab melalui aktivitas membaca
dan bagian bagian kanan dibiarkan kosong yang akan digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat berkaitan dengan jawaban
tugas dari guru atau terkait dengan tujuan belajar tertentu, misalnya dengan
menjawab pertanyaan tersebut akan dapat menstrukturkan
pengetahuan atau informasi dalam pikiran pembaca.
Setelah
bertanya, maka strategi selanjutnya yakni membaca. Pada kasus tertentu, tahap ini mungkin sangat lambat, terutama apabila tercapat informasi yang
kompleks. Pertanyaan-pertanyana yang telah dibuat pada tahap sebelumnya digunakan
sebagai panduan untuk memperoleh informasi yang relevan. Apabila jawaban itu
belum diperoleh, anak perlu membaca ulang pada bagian-bagian tertentu, termasuk
keterangan
di bawah gambar, grafik, dan sebagainya. Dalam membaca, pembaca perlu mencatat kata-kata bergaris
bawah, dicetak miring, atau dicetak
tebal serta membaca ilustrasi
gambar. Untuk lebih
memahami bacaan, pembaca dapat mengurangi kecepatan membaca pada bagian yang
penting dan berhenti sejenak agar lebih memahami ide penting dan informasi yang
belum jelas.
Strategi keempat, mengingat kembali. Segera setelah selesai membaca, pembaca perlu mengisolasi
atau mengingat kembali ide-ide penting, proses esensial, atau jawaban krusial dari pertanyaan yang telah
diajukan sebelumnnya. Hal itu dapat dilakukan dengan melafalkan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun dan sekaligus melafalkan jawabannya dengan kalimat sendiri.
Strategi
terakhir meninjau ulang. Dalam hal ini pembaca memeriksa apakah
pertanyaan-pertanyan penting sudah dijawab secara memadai. Jika belum, pembaca dapat mengulang
bagian-bagian tertentu yang relevan. Salah satu pengembangan dari strategi ini
sekaligus memperkuat strategi sebelumnya, yaitu mengingat kembali, adalah
dengan mempresentasikan dan mengkalimatkan ulang informasi penting yang telah
diperoleh kepada orang lain atau teman. Hal demikian menjadikan informasi
penting yang telah diperoleh betul-betul terpatri dalam pikiran pembaca.
Aktivitas
membaca dengan menggunakan strategi SQ3R dapat melatih empat keterampilan
penting, yaitu melihat, mengatakan, mendengarkan, dan
menulis. Keterampilan ini
melibatkan banyak indera. Semakin banyak indera yang
dilibatkan dalam proses belajar, akan semakin besar kemungkinan untuk mengingat
dan memahami isi bacaan dengan baik.||
Dr Ali
Mahmudi
Dosen
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta